Selasa, 30 Desember 2014

Makalah Komunikasi "Komunikasi Organisasi"

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Di dalam kehidupan seseorang tidak akan terlepas dari yang namanya komunikasi. Lebih lagi komunikasi dalam organisasi yang mana di dalamnya ada atasan dan bawahan. Komunikasi yang dilakukan oleh atasan dan bawahan dalam ruang lingkup organisasi akan memberikan berbagai efektifitas komunikasi itu sendiri .  
Komunikasi dalam organisasi sangat dibutuhkan agar dalam organisasi dapat mencapai tujuan yang diinginkan oleh setiap anggota dalam organisasi. Setiap komunikasi dalam organisasi biasanya dimanfaatkan untuk saling berbagi dan mencari tahu apa yang dibutuhkan dalam organisasi serta apa kekurangan dalam organisasi tersebut. Dari sinilah kita akan mempelajari bagaimana cara berkomunikasi dalam organisasi.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa itu organisasi ?
2.      Apa pengertian dari komunikasi organisasi
3.      Apa saja elemen-elemen organisasi ?
4.      Apa saja empat jenis arah komunikasi itu sendiri ?
5.      Apa saja konsep kunci komunikasi organisasi ?
C.     Tujuan
1.      Mengetahui pengertian organisasi
2.      Mengetahui makna komunikasi organisasi
3.      Mengetahui elemen-elemen organisasi
4.      Mengetahui empat jenis arah komunikasi
5.      Mengetahui konsep kunci organisasi



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Organisasi
Terdapat banyak para ilmuan yang memaknai akan pengertian organisasi itu sendiri termasuk diantaranya ada yang mengartikan : Organisasi yaitu suatu kumpulan atau sistem individual hierarki/jenjang dan pembagian kerja, berupaya mencapai tujuan yang ditetapkan.  Dalam buku lain juga dijelaskan tentang makna dari organisasi itu sendiri yaitu : sebuah kelompok individu yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan tertentu. Dan ada juga yang mengartikan oraginasi yaitu : suatu kumpulan (sistem) individu yang bersama-sama, melalui sistem hierarki pangkat dan pembagian kerja, berusaha mencapai tujuan tertentu. Wright (1977), mengatakan bahwa organisasi adalah suatu bentuk sistem terbuka dari aktivitas yang dikoordinasi oleh dua orang atau lebih untuk mencapai suatu tujuan bersama.
Dari semua pengertian itu maka sebetulnya antara pengertian yang satu dengan yang lain itu sama. Hanya saja ada penambahan atau pengurangan kata-kata saja dalam proses memaknai pengertian organisasi itu sendiri. Pengertian organisasi adalah perkumpulan atau wadah bagi sekelompok orang untuk bekerjasama, terkendali dan terpimpin untuk tujuan tertentu. Organisasi biasanya memanfaatkan suatu sumber daya tertentu misalnya lingkungan, cara atau metode, material, mesin, uang, dan beberapa sumberdaya lain dalam rangka mencapai tujuan organisasi tersebut. Orang orang yang terkumpul dalam sebuah organisasi sepakat untuk mencapai tujuan tertentu melalui sumber daya secara sistematis dan rasional yang terkendali dan adanya pemimpin organisasi yang akan memimpin operasional organisasi dengan terencana.
B.     Elemen Organisasi
1.      Struktur sosial
Struktur sosial yaitu pola (aspek) aturan hubungan yang ada antara partisipan di dalam suatu organisasi. Struktur sosial ini  menurut Davis dipisahkan menjadi dua bagian yaitu struktur normative dan struktur tingkah laku.  
struktur normative ini mencakup diantaranya adalah nilai, norma dan peranan yang diharapkan. Sedangkan pengertian nilai itu sendiri yaitu kriteria yang digunakan dalam dalam memilih tujuan tingkah laku. Dan pengertian norma yaitu aturan umum mengenai tingkah laku yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam menggapai tujuan. Sedangkan perananlah yang diharapkan , digunakan sebagai standar penilaian tingkah laku karyawan yang sesuai dengan posisinya.
Sedangkan struktur tingkah laku ini berfokus terhadap tingkah laku yang dikerjakan dan bukan resep bertingkah laku. Gambaran tingkah laku ini dapat dilihat dengan menggunakan sosiometri.
2.      Partisipan
Partisipan organisasi yaitu individu-individu yang memberikan kontribusi kepada organisasi. Tingkat keterampilan ataupun keahlian yang dimiliki oleh partisipan ini tentu saja tidak sama dalam artian berbeda-beda. Dan oleh karena itu susunan struktural di dalam organisasi mestilah dirancang untuk disesuaikan dengan tingkat keterampilan.
3.      Tujuan
Tujuan dalam organisasi merupakan hal yang sangat penting dan sangat kontroversial dalam mempelajari organisasi. Bakan kebanyakan analisis beranggapan bahwa tujuan merupakan suatu titik sentral petunjuk dalam menganalisis organisasi.
4.      Teknologi
Yang dimaksud teknologi dalam hal ini yaitu penggunaan mesin-mesin atau perlengkapan mesin dan juga pengetahuan teknik dan keterampilan partisipan.
5.      Lingkungan
Tidak ada organisasi yang sanggup mencukupi kepentingan dirinya sendiri. Semuanya tergantung pada lingkungan sistim yang lebih besar untuk dapat terus hidup. Parson telah memberikan perhatian terhadap pentingnya hubungan diantara tujuan organisasi dengan lingkungan masyarakat yang lebih luas. Suatu organisasi mungkin mengharapkan dukungan sosial bagi kreativitasnya untuk merefleksikan nilai-nilai masyarakat pada fungsinya.
C.     Pengertian Komunikasi Organisasi
Goldhaber (1986), memberikan pengertian komunikasi organisasi yang artinya sebagai berikut, Komunikasi organisasi yaitu proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah. Sama dengan pemaknaan organisasi, dalam memaknai akan pengertian komunikasi itu sendiri banyak para ahli yang mencoba memberikan pengertiannya dengan persepsi mereka masing-masing. Termasuk diantara yaitu persepsi Redding dan Sanborn, mereka mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks. Sedangkan Katz dan Kahn mengatakan bahwa komunikasi organisasi merupakan arus informasi, pertukaran informasi dan pemindahan arti di dalam suatu organisasi. Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual.
D.    Empat Jenis Arah Komunikasi Dalam Organisasi
1.      Komunikasi ke atas
Komunikasi ke atas dalam organisasi merupakan jenis informasi yang mengalir dari tingkat bawahan ke tingkat yang lebih tinggi (atasan). Komunikasi ke atas penting karena beberapa alasan, diantara alasan itu ialah:
1. Aliran informasi ke atas memberi informasi berharga untuk pembuatan keputusan oleh mereka yang mengarahkan organisasi dan mengawasi kegiatan orang-orang lainnya.
2. Komunikasi ke atas memberitahukan kepada penyelia kapan bawahan mereka siap menerima informasi dari mereka dan seberapa baik bawahan menerima apa yang dikatakan kepada mereka.
3. Komunikasi ke atas memungkinkan bahkan mendorong omelan dan keluh kesah muncul ke permukaan sehingga penyelia tahu apa yang mengganggu mereka yang paling dekat dengan operasioperasi sebenarnya.
4 Komunikasi ke atas menumbuhkan apresiasi dan loyalitas ke pada organisasi dengan memberi kesempatan kepada pegawai untuk mengajukan pertanyaan dan menyumbang gagasan serta saran-saran mengenai operasi organisasi.
5. Komunikasi ke atas mengizinkan penyelia untuk menentukan apakah bawahan memahami apa yang diharapkan dari aliran informasi ke bawah.
6. Komunikasi ke atas membantu pegawai mengatasi masalah pekerjaan mereka dan memperkuat keterlibatan mereka dengan pekerjaan mereka dan dengan organisasi tersebut.
2.      Komunikasi ke bawah
Komunikasi ke bawah ini merupakan sebuah komunikasi yang mengalir dari tingkat atasan (jabatan yang lebih tinggi) kepada tingkat yang lebih rendah (jabatan yang lebih rendah). komunikasi kebawah mempunyai 5 tujuan pokok yaitu:
1)  Memberikan pengarahan atau instruksi kerja tertentu
2)   Memberikan informasi mengapa suatu pekerjaan harus dilaksanakan
3)    Memberikan informasi tentang prosedur dan praktik organisasional
4)    Memberikan umpan balik pelaksanaan kerja kepada para karyawan
5)    Menyajikan informasi mengenai aspek ideologi dalam membantu   organisasi menanamkan pengertian tentang tujuan yang ingin dicapai.


Salah satu kelemahan saluran komunikasi dari atas ke bawah ini adalah kemungkinan terjadinya penyaringan atau sensor informasi penting yang ditujukan kepada para bawahan.

3.      Komunikasi horizontal
Komunikasi horizontal adalah komunikasi yang terjadi antara dua orang atau lebih yang posisinya setara.
4.      Komunikasi informal
Komunikasi Informal yang terjadi karena adanya komunikasi antara sesama karyawan dalam suatu organisasi. Komunikasi informal (the grapevine) biasanya disebarluaskan melalui desas-desus atau kabar angin dari mulut ke mulut dari satu orang ke orang yang lainnya dalam suatu organisasi dimana kebenarannya tidak bisa dijamin karena kadang-kadang bertentangan dengan perusahaan. Jadi agar komunikasi informal bisa bermanfaat maka seseorang pemimpin harus bisa memakai jalur ini untuk memperlancar berjalannya komunikasi formal perusahaan (komunikasi formal ini jangan sampai mengakibatkan timbulnya desas-desus yang meresahkan karyawan).
E.     Konsep Kunci Komunikasi Organisasi
1.      Proses
suatu organisasi adalah suatu sistem terbuka yang dinamis yang menciptakan dan salin menukar pesan diantara anggotanya. Karena gejala menciptakan dan menukar informasi ini berjalan terus menerus dan tidak ada henti-hentinya maka dikatakan sebagai suatu proses.
2.      Pesan
Yang dimaksud dengan pesan disini yaitu susunan symbol yang penuh arti tentang orang, objek, kejadian yang dihasilkan oleh interaksi dengan orang.
Pengklasifikasian pesan menurut bahasa dapat pula dibedakan atas pesan verbal dan nonverbal. Klasifikasi pesan menurut penerima yang diharapkan dapat pula dibedakan atas pesan internal dan eksternal. Pesan internal khusus dipakai karyawan dalam organisasi. Sedangkan pesan eksternal adalah untuk memenuhi kebutuhan organisasi sebagai sistem terbuka yang berkaitan dengan lingkungan dan masyarakat umum.
Pesan dapat pula diklafikasikan menurut bagaimana pesan itu disebarluaskan atau metode diffusi. Kebanyakan komunikasi organisasi disebarluaskan dengan menggunakan metode “hardware” untuk dapat berfungsi tergantung kepada alat-alat elektronik dan “power”. Sedangkan pesan yang menggunakan metode “software” tergantung kepada kemampuan dan skil dari individu terutama dalam berpikir menulis, berbicara dan mendengar agar dapat berkomunikasi satu sama lain.
Klasifikasi pesan yang terakhir adalah berdasarkan tujuan dari pada pengiriman dan penerimaan pesan. Redding (Goldhaber, 1986) menyarankan ada tiga alasan umum bagi arus pesan dalam organisasi yaitu: berkenaan dengan tugas-tugas dalam organisasi, pemeliharaaan organisasi, dan kemanusiaan.
Thayer mengemukakan empat fungsi khusus dari arus pesan dalam organisasi yaitu: untuk memberi informasi, untuk mengatur, untuk membujuk dan untuk mengintegrasikan. Goldhaber (1986) menggunakan tiga klasifikasi Redding ditambah dengan klasifikasi baru yaitu inovasi ini misalnya rencana baru organisasi, kegiatan baru organisasi, kegiatan baru, program baru atau pengarahan yang membangkitkan pemecahan masalah. 
3.      Jaringan
Organisasi terdiri dari satu seri orang yang tiap-tiap darinya memiliki posisi kedudukan atau peranan tertentu dalam organisasi. Pertukaran pesan dari sesamanya orang-orang ini terjadi melewati satu set jalan kecil yang hal ini dinamakan jaringan komunikasi. Hakikat dan luas dari jaringan ini dipengaruhi oleh banyak factor antara lain : hubungan peranan, arah, dan arus pesan, hakikat seri dari arus pesan, dan isi dari pesan.
Organisasi terdiri darisatu seri orang yang tiap-tiapnya menduduki posisi atau peranan tertentu dalam organisasi. Ciptaan dan pertukaran pesan dari orang-orang ini sesamanya terjadi melewati suatu set jalan kecil yang dinamakan jaringan komunikasi. Peran tingkah laku dalam suatu organisasi menentukan siapa yang menduduki posisi atau pekerjaan tertentu baik dinyatakan seacar formal maupun tidak formal.
Faktor kedua yang mempengaruhi hakekat dan luas jaringan komunikasi adalah arah dari jaringan. Secara tradisional ada tiga klasifikasi arah jaringan komunikasi ini yaiu: komunikasi kepada bawahan, kounikasi kepada atasan dan komunikasi horizontal. Faktor terakhir yang mempengaruhi jaringan komunikasi adalah proses serial dari pesan. Proses serial ini adalah suatu istilah komunikasi yang maksudnya selangkah demi selangkah atau dari orang kepada orang lain.
4.      Keadaan saling tergantung
Hal ini telah menjadi sifat dari suatu organisasi yang merupakan suatu sistem terbuka. Bila suatu bagian dalam organisasi mengalami gangguan maka akan berpengaruh kepada bagian lainnya dan bahkan mungkin juga kepada seluruh sistem organisasi. Begtu juga halnya dengan jaringan komunikasi dalam suatu organisasi saling melengkapi. Implikasinya bila suatu pimpinan membuat keputusan dia harus memperhitungkan implikasi keputusan itu terhadap organisasinya secara menyeluruh.
Keadaan yang saling tergantung satu bagian dengan bagian lainnya. Hal ini telah menjadi sifat dari suatu organisasi yang merupakan suatu sistem terbuka. Bila suatu bagian dan organisasi  mengalami gangguan maka akan berpengaruh kepada bagian lainnya dan mungkin juga kepada seluruh sistem organisasi. Begitu juga halnya dengan jaringan komunikasi dalam suatu organisasi saling melengkapi.
5.      Hubungan
Hubungan manusia dalam organisasi yang memfokuskan kepada tingkah laku komunikasi dari orang yang terlibat dalam suatu hubungan perlu dipelajari. Hubungan manusia dalam organisasi berkisar mulai dari yang sederhana yaitu hubungan diantara dua orang (dyadic) sampai kepada hubungan yang kompleks, yaitu hubungan dalam kelompok-kelompok kecil, maupun besar dalam organisasi.
Karena organisasi merupakaan suatu sistem terbuka, sistem kehidupan sosial maka untuk berfungsinya bagian-bagian itu terletak pada tangan manusia. Oleh karena itu hubungan manusia dalam organisasi dihubungkan oleh manusia. Oleh karena itu hubungan manusia dalam organisasi yang memfokuskan kepada tingkah laku komunikasi dari orang yang terlibat dalam suatu hubungan perlu dipelajari. Hubunganmanusia dalam organisasi berkisar mulai dari yang sederhana yaitu: hubungan diantara dua orang atau dyadic sampai kepada hubungan yang komplek, yaitu hubungan dalam kelompok-kelompok kecil, maupun besar, dalam organisasi.
Thayer membedakan hubungan ini menjadi hubungan yang bersifat individual, kelompok dan hubungan organisasi. Lain halnya dengan Pace dan Boren mereka menggunakan istilah hubungan interpesonal terhadap komunikasi yang terjadi dalam hubungan tatap muka. Dia membedakan empat macam komunikasi yaitu komunikasi dyadic (antara 2 orang), komunikasi serial yaitu komunikasi dyadic yang diperluas berupa satu seri, komunikasi kelompok kecil yaitu komunikasi antara 3-12 orang dan komunikasi “audiance” atau komunikasi kelompok besar yang terdiri dari 13 orang lebih.
6.      Lingkungan
Yang dimaksud dengan lingkungan disini yaitu semua totalitas secara fisik dan factor sosial yang diperhitungkan dalam perbuatan keputusan mengenai individu dalam suatu sistem. Lingkungan ini sendiri dapat dibedakan atasd lingkungan internal dan lingkungan eksternal.
Lingkungan adalah semua totalitas secara fisik dan faktor sosial yang diperhitungkan dalam pembuatan keputusan mengenai individu dalam suatu sistem. Lingkungan ini dapat dibedakan atas lingkungan internal dan eksternal. Komunikasi organisasi terutama berkenaan dengan transaksi yang terjadi dalam lingkungan internal organisasi yang terdiri dari organisasi dan kulturnya, dan antara organisasi itu dengan lingkungan eksternalnya. Yang dimaksud dengan kultur organisasi adalah pola kepercayaan dan harapan dari anggota organisasi yang menghasilkan norma-norma yang membentuk tingkah-laku individu dan kelompok dalam organisasi.
Organisasi sebagai suatu sistem terbuka harus berinteraksi dengan lingkungan eksternal. Karena lingkungan berubah-ubah, maka organisasi memerlukan informasi baru. Informasi baru ini harus dapat mengatasi perubahan dalam lingkungan dengan menciptakan dan pertukaran pesan baik secara internal dalam unit-unit yang relevan maupun terhadap kepentingan umum secara eksternal.
7.      Ketidak pastian
Yang dimaksud dengan ketidak pastian disini yaitu perbedaan informasi yang tersedia dengan informasi yang diharapkan. Untuk mengurangi factor ketidakpastian ini organisasi menciptakan dan menukar pesan diantara anggota, melakukan suatu penelitian, pengembangan organisasi, dan menghadapi tugas-tugas yang kompleks dengan integrasi yang tinggi.
Ketidak pastian adalah perbedaan informasi yang tersedia dengan informasi yang diharapkan. Untuk mengurangi faktor ketidak pastian ini organisasi menciptakan dan menukar pesan diantara anggota, melakukan suatu penelitian, pengembangan organisasi, dan menghadapi tugas-tugas yang komplek dengan integrasi yang tinggi. Ketidak pastian dalam suatu organisasi juga disebabkan oleh terlalu banyaknya infomasi yang diterima dari pada sesungguhnya diperlukan untuk menghadapi lingkungan mereka. Salah satu urusan utama dari komunikasi organisasi adalah menentukan dengan tepat beberapa banyaknya informasi yang diperkukan untuk mengurangi ketidak pastian tanpa informasi yang berlebi lebihan. Jadi ketidak pastian dapat disebabkan oleh terlalu sedikit informasi yang diperlukan dan juga karena terlalu banyak yang diterima.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Organisasi adalah perkumpulan atau wadah bagi sekelompok orang untuk bekerjasama, terkendali dan terpimpin untuk tujuan tertentu. Sedangkan Komunikasi organisasi yaitu proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah. Dan organisasi itu sendiri memiliki elemen-elemen. Elemen-elemen itu ialah : struktur sosial, partisipan, tujuan, teknologi, dan lingkungan.
Selain itu komunikasi organisasi memiliki empat jenis arah. Empat Jenis Arah itu ialah :
1.   Komunikasi ke atas. Komunikasi ke atas dalam organisasi merupakan jenis informasi yang mengalir dari tingkat bawahan ke tingkat yang lebih tinggi (atasan).
2. Komunikasi ke bawah. Komunikasi ke bawah ini merupakan sebuah komunikasi yang mengalir dari tingkat atasan (jabatan yang lebih tinggi) kepada tingkat yang lebih rendah (jabatan yang lebih rendah).
3.   Komunikasi horizontal. Komunikasi horizontal adalah komunikasi yang terjadi antara dua orang atau lebih yang posisinya setara10.
4.   Komunikasi informal. Komunikasi Informal yang terjadi karena adanya komunikasi antara sesama karyawan dalam suatu organisasi.
Selain itu pula terdapat beberapa konsep kunci organisasi. Konsep kunci komunikasi itu ialah :
1.      Proses, suatu organisasi adalah suatu sistem terbuka yang dinamis yang menciptakan dan salin menukar pesan diantara anggotanya. Karena gejala menciptakan dan menukar informasi ini berjalan terus menerus dan tidak ada henti-hentinya maka dikatakan sebagai suatu proses.
2.      Pesan, yang dimaksud dengan pesan disini yaitu susunan symbol yang penuh arti tentang orang, objek, kejadian yang dihasilkan oleh interaksi dengan orang.
3.      Jaringan, organisasi terdiri dari satu seri orang yang tiap-tiap darinya memiliki posisi kedudukan atau peranan tertentu dalam organisasi. Pertukaran pesan dari sesamanya orang-orang ini terjadi melewati satu set jalan kecil yang hal ini dinamakan jaringan komunikasi.
4.      Keadaan saling tergantung, keadaan yang saling tergantung satu bagian dengan bagian lainnya. Hal ini telah menjadi sifat dari suatu organisasi yang merupakan suatu sistem terbuka. Bila suatu bagian dan organisasi  mengalami gangguan maka akan berpengaruh kepada bagian lainnya dan mungkin juga kepada seluruh sistem organisasi. Begitu juga halnya dengan jaringan komunikasi dalam suatu organisasi saling melengkapi.
5.      Hubungan, karena organisasi merupakaan suatu sistem terbuka, sistem kehidupan sosial maka untuk berfungsinya bagian-bagian itu terletak pada tangan manusia. Oleh karena itu hubungan manusia dalam organisasi dihubungkan oleh manusia. Oleh karena itu hubungan manusia dalam organisasi yang memfokuskan kepada tingkah laku komunikasi dari orang yang terlibat dalam suatu hubungan perlu dipelajari. Hubunganmanusia dalam organisasi berkisar mulai dari yang sederhana yaitu: hubungan diantara dua orang atau dyadic sampai kepada hubungan yang komplek, yaitu hubungan dalam kelompok-kelompok kecil, maupun besar, dalam organisasi.
6.      Lingkungan, yang dimaksud dengan lingkungan disini yaitu semua totalitas secara fisik dan factor sosial yang diperhitungkan dalam perbuatan keputusan mengenai individu dalam suatu sistem.  
7.      Ketidak pastian, ketidak pastian adalah perbedaan informasi yang tersedia dengan informasi yang diharapkan.




DAFTAR PUSTAKA
Muhammad, Arni, Komunikasi Organisasi, Jakarta : PT Bumi Aksara, 2005, cet V. 
A.    Devito, Josep, Komunikasi Antar Manusia, 2001
Soyomukti, Nurani, Pengantar ilmu Komunikasi, Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2010, cet I.
Mulyana, Deddy, Human Communication, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2000.



Penengah Antara Qadariyah dan Jabariyah

Penengah Antara Qadariyah dan Jabariyah
oleh : jumaidi
Jika terdapat dua aliran yang saling berseberangan (berbeda pendapat) maka dari itu perlu diketahui bersama disamping perbedaan pendapat itu pasti aka nada juga yang namanya jalan tengah (jalan penengah antara aliran Qadariyah dan Jabariyah). Jika yng selama ini kita ketahui bahwasanya aliran Jabariyah itu merupakan suatu aliran yang sangat beranggapan bahwa semua perbuatan manusia itu adalah ciptaan Tuhan dalam artian manusia hanya sebagai wayang, yang dalangnya adalah Tuhan. Hingga manusia tidak memiliki kekuasaan sedikitpun. Dan aliran qadariyah berseberangan dengan pendapat itu jika manusia merupakan makhluk yang tidak bisa menentukan arah perbuatannya maka aliran Qadariyah sebaliknya ia beranggapan bahwasanya manusia sangat berperan aktif dalam berbuat sedangkan dalam perbuatan manusia itu sendiri tidak ada campur tangan Tuhan.
Nah dari itu dapat diambil jalan tengah dengan cara melihat dari kekurangan masing-masing dari dua aliran diatas. Jika aliran jabariyah mengatakan bahwa semua perbuatan manusia sangat ditentukanTuhan, tanpa ada kekuasaan manusia sedikitpun untuk menentukan arah hidupnya. Nah jika demikian lalu dimana letak kekhalifahan manusia, yang mana dalam firman Allah pernah menyinggung manusia bahwa Allah itu akan menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi ini. berarti kalau seandainya manusia tidak ada kekuatan sedikitpun untuk mengatur hidupnya lalu untuk apa tuhan menjadikan manusia sebagai khalifah, kenapa Tuhan tidak mengatur bumi sendiri kalau memang manusia tidak memiliki kekuatan sedikitpun untuk mengatur hidupnya. Nah begitu juga sebaliknya, aliran Qadariyah mengatakan bahwa manusia berkuasa penuh atas semua perbuatannya lalu dimana letak kekuasaan Tuhan bukankah Tuhan itu Maha Kuasa, lalu apakah manusia itu akan sanggup mengatur hidupnya sendiri tanpa adanya campur tangan Tuhan. Tentu hal itu tidaklah mungkin, manusia bukanlah superman yang bisa melakukan segalanya. Nah dari itu semua maka dapat diambil kesimpulan bahwa perbuatan manusia itu tidak hanya atas kekuasaaannya sendiri melainkan adanya campur tangan Tuhan. Tuhan memang telah menyiapkan taqdir tapi taqdir itu dapat dirubah oleh manusia sendiri.  Manusia juga memiliki kekuasaan tapi kekuasaan itu juga tidak berarti bahwa tidak adanya kekuasaan Tuhan dalam hidupnya. Tuhan juga ikut andil dalam mengatur hidupnya manusia.

makalah Thaharah

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah mencurahkan Rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang di berikan oleh dosen pembimbing dalam mata kuliah Fiqih.  Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada pemimpin paling mulia, manusia yang paling baik akhlaknya yaitu Nabi Muhammad SAW , kepada keluarganya, para sahabat serta pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.  Amin
Makalah ini berjudul “Thaharah” yang nantinya akan memberikan pemahaman kepada pembaca tentang hal-hal yang berkaitan dengan thaharah. . Mungkin penulis tidak bisa membuat makalah ini sesempurna mungkin. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan dari para pembaca. Khususnya dari dosen yang telah membimbing penulis dalam mata kuliah ini.
Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada dosen pembimbing saya yang telah memberikan arahan dan juga kepada orang-orang di sekitar saya yang telah membantu saya dalam mendapatkan sumber-sumber materi yang bisa saya jadikan pedoman untuk menyelesaikan makalah ini.


                                                                                              Pontianak, 26 Maret 2014

                                                                                            Penyusun


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………………...  i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………..   ii

BAB  I     PENDAHULUAN .................................................................................  1
A.    Latar Belakang………….………………………………………….   1
B.     Rumusan Masalah……………………………………………….....   1

BAB II   PEMBAHASAN…………………….………………………………....    2
A.    Makna Thaharah..... ……………………………………………….    2
B.     Wudu’……………………………………………………………...   4
C.     Tayamum…………………………………………………………...  4
D.    Mandi……………………………………………………………….  5

                                                                                                        
BAB III  PENUTUP……………………. ……………………………………….   6
A.    Kesimpulan…………………………………………………… …   6
B.     Saran………………………………………………………… …..   8
               

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………................................  9
           


BAB I
 PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Dalam berbagai macam kitab yang menjelaskan tentang fiqih selalu saja bab thaharah berada pada bab yang paling awal atau paling utama. Hal itu terjadi dikarenakan thaharah adalah bagian yang paling penting dipelajari. Melaksanakan shalat tanpa thaharah maka tentu saja shalat yang dikerjakan tidak sah. Dalam artian jika ada seseorang yang mengerjakan shalat tanpa bersesuci terlebih dahulu maka shalat yang ia kerjakan itu sia-sia. karena pada dasarnya islam memang mewajibkan setiap orang yang ingin melaksanakan shlat itu harus suci.
Mungkin masih banyak dikalangan orang awam yang tidak tahu persis tentang pentingnya thaharah. Namun tidak bisa dipungkiri juga bahsanya juga ada orang yang tahu akan thaharah namun mengabaikannya. maka dari pada itu penulis akan mencoba sedikit menjelaskan apa-apa yang penulis ketahui tentang thaharah dari berbagai sumber. Mudah-mudahan saja melalui makalah ini umat islam sadar akan pentingnya thaharah dan tidak mengabaikan pentingnya thaharah kembali.
B.        Rumusan Masalah
1.   Apa makna dari thaharah ?
2.   Apa saja bagian-bagian dari thaharah ?
3.   Apa saja yang bisa digunakan untuk bersuci ?
4.   Ada berapa pembagian air dan jelaskan ?
5.   Jelaskan pengertian dari wudu’, tayamum, dan mandi ?
6.   Jelaskan rukun-rukun , tayamum, dan mandi ?
7.   Apa pentingnya thaharah ?
                  



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Makna Thaharah
“Thaharah adalah mengerjakan sesuatu, yang mana ibadah shalat tidak akan sah tanpa melaksanakan hal tersebut”. (mabaadiul Fiqh juz 3, Umar Abdul Jabbar : 8).  Yang dimaksud mengerjakan sesuatu di atas yaitu bersesuci. Yang mana bersesu-ci ini terbagi ke dalam dua bagian lagi. Yang pertama yaitu bersuci dari hadas dan yang kediua bersesuci dari kotoran atau najis. Yang dimasud bersuci dari hadas itu sendiri yaitu berwudu’, mandi besar, dan juga tayamum sebagai pengganti dari wu-du’. Sedangkan yang dimaksud dari bersuci dari  kotoran ataupun najis itu sendiri yaitu istinja’, dan menghilangkan najis dari badan, pakaian dan tempat.
Sedangakan alat untuk bersesuci titu sendiri ada beberapa macam diantaranya yaitu air, debu, batu, disamak. Melalui macam-macam alat bersesuci itu sendiri maka telah dijelaskan oleh ulama bahwasanya alat bersesuci air itu sendiri  terbagi menjadi tiga bagian. Yaitu air thahhir muthahhir (air mutlak), air thahhir ghairu muthahhir, dan air mutanajjis. Namun di dalam kitab lain di jelaskan pula bahwa air itu terbagi menjadi empat bagian yaitu air thahhir muthahhir, air thahhir ghairu muthahhir, air mutanajjis, dan air musyammas.
Air thahhir muthahhir (air mutlak) yaitu setiap air yang turun dari langit ataupun keluar dari bumi yang mana keluarnya tersebut tetap seperti asal kejadiannya serta salah satu sifatnya air tidak berubah sebab ada sesuatu yang mencampurinya. (Mabaadiul Fiqh juz 4, Umar Abdul Jabbar : 3). Diantara macam-macam air thahhir muthahhir yaitu :
1.   Air hujan.
2.   Air laut.
3.   Air sungai.
4.   Air sumur.
5.   Air mata air (sumber).
6.   Air es (salju).
7.   Air embun.
Air thahhir ghairu muthahhir yaitu air yang suci namun air tersebut tidak dapat digunakan untuk bersuci. Diantara contoh yang termasuk dalam kategori air thahhir ghairu muthahhir yaitu air kopi, air the, dan sebagainya, ataupun air hujan yang mana dalam air hujan itu dicampuri dengan air teh lalu salah satu sifat airnya berubah maka air itu sendiri juga bisa dikatakan air thahhir ghairu muthahhir. Yaitu air yang hukumnya suci dalam artian boleh diminum namun tidak  dapat digunakan untuk bersuci atau menghilangkan hadas.
Air mutanajjis yaitu setiap yang yang mana di dalam air tersebut kejatuhan (terkena) najis. Air semacam ini sama sekali tidak bisa digunakan untuk ber suci menghilangkan hadas) bukan hanya itu air yang semacam ini juga tidak boleh diminum dan semacamnya. Jika air itu sampai kepada dua qullah atau lebih maka jika ada najis yang jatuh ke dalamnya maka hukumnya di perinci lagi.
1.Jika najis yang jatuh ke dalamnya sampai merubah salah satu sifatnya air maka air itu dihukumi sebagai air yang mutanajjis atau air yang sudah tidak bisa lagi dipakai untuk bersuci.
2.Jika najis itu jatuh kedalamnya namun tidak sampai merubah salah satu sifatnya air maka air itu dihukumi suci. (Fathul Qorib, Muhammad bin Qosim Al-Ghazi : 3-4 ).
 Namun jika air itu tidak sampai 2 qullah maka air itu dihukumi sebagai air yang mutanajjis secara mutlak.
Air musyammas yaitu air yang kena sinar matahari sampai panas. (terjemah khulashah kifayatul akhyar, Moh. Rifa’I : 11). Air yang semacam ini dihukumi suci dikarenakan tidak terkena najis. Namun air ini dihukumi makruh untuk digunakan.  Dalam sutu riwayat diterangkan : “Nabi SAW. Melarang Aisyah menggunakan air musyammas, beliau bersabda : air itu bisa menimbulkan belang”. 
Air musta’mal yaitu : setiap air yang telah digunakan untuk bersuci. Air sejenis ini termasuk juga kedalam jenis air thahhir ghairu muthahhir. Yaitu air ini tetap dihukumi suci namun sudah tidak bisa digunakan untuk bersuci lagi.

B.     Wudu’
Wudu’ merupakan bagian dari pada thaharah. Dalam wudu’ ini memiliki beberapa rukun diantara rukun-rukun berwudu’ yaitu :
1.      Niat wudu’.
Yaitu berniat menunaikan kefarduan wudu’, menghilangkan hadas bagi orang yang selalu hadas, niat thaharah dari hadas atau thaharah untuk menunaikan semacam ibadah shalat.
2.      Membasuh kulit muka.
Batasan bujur muka yaitu antara tempat-tempat tumbuh rambut kepala yang wajar sampai bawah pertemuan dua rahang. Sedangkan batas lintang muka sendiri yaitu antara dua telinga.
3.      Membasuh dua tangan.
Yaitu dari telapak tangan sampai siku.
4.      Mengusap sebagian kepala.
5.      Membasuh kedua kaki.
6.      Tertib.
Yaitu sebagaimana yang disebuykan di atas, yaitu mendahulukan basuhan muka, kedua tangan, kepala, lalu kedua kaki. (Fathul Mu’in, Syaikh Zainuddin bin Abdul Aziz Al-Malibari : 4-5).
C.    Tayamum.
Tayamum yaitu mengusap wajah dan kedua tangan dengan debu yang suci atas bagian yang ditentukan sebagai pengganti dari wudu’. (Mabaadiul Fiqh, Umar Abdul Jabbar : 22). Sama seperti wudu’ tayamum juga memiliki rukun-rukun tersendiri. Diantara rukun-rukun tayamum yaitu :
1.      Berniat memperoleh kewenangan shalat fardu, secara bersamaan memindahkan debu ke muka.mengusap wajah.
2.      Mengusap wajah dengan debu.
3.      Mengusap kedua tangan.
4.      Tertib.
Jika seseorang tercegah menggunakan air, maka wajib baginya bertayamum, membasuh anggota yang sehat dan mengusapkan air pada pembalut yang berbahaya jika dilepas. Bagi orang yang junub tidak wajib tertib antara tayamum dan membasuh anggota yang sehat. Jika yang tidak bisa terkena air itu dua anggota, maka tayamum wajib dilakukan dua kali.  (Fathul Mu’in, Syaikh Zainuddin bin Abdul Aziz Al-Malibari : 8).
D.    Mandi.
Mandi merupakan bagian dari pada thaharah. Sebagaimana wudu’ dan tayamum mandi juga terdapat rukun-rukunnya. Namun sebelum mengetahui rukun-rukunnya terlebih dahulu penulis akan mencoba menguraikan sebab-sebab diwajibkannya mandi. Diantara sebab-sebab diwajibkannya mandi yaitu :  haidh, nifas, wiladah (melahirkan), meninggal dunia, bersetebuh dengan catatan sampai bertemunya dua khitan, dan junub.
Sedangkan rukun-rukunnya mandi yaitu :
1.      Niat
2.      Menyampaikan air keseluruh bagian tubuh.
Dalam kehidupan sehari-hari, thaharah memiliki  fungsi yaitu :
1.      Membiasakan hidup bersih dan sehat
2.      Membiasakan hidup yang selektif
3.      Sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan Allah SWT melalui sholat
4.      Sebagai sarana untuk menuju surga
5.      Menjadikan kita dicintai oleh Allah SWT

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
“Thaharah adalah mengerjakan sesuatu, yang mana ibadah shalat tidak akan sah tanpa melaksanakan hal tersebut”. alat untuk bersesuci titu sendiri ada beberapa macam diantaranya yaitu air, debu, batu, disamak. Melalui macam-macam alat bersesuci itu sendiri maka telah dijelaskan oleh ulama bahwasanya alat bersesuci air itu sendiri  terbagi menjadi tiga bagian. Yaitu air thahhir muthahhir (air mutlak), air thahhir ghairu muthahhir, dan air mutanajjis. Namun di dalam kitab lain di jelaskan pula bahwa air itu terbagi menjadi empat bagian yaitu air thahhir muthahhir, air thahhir ghairu muthahhir, air mutanajjis, dan air musyammas.
Wudu’ merupakan bagian dari pada thaharah. Dalam wudu’ ini memiliki beberapa rukun diantara rukun-rukun berwudu’ yaitu :
1.   Niat wudu’.
Yaitu berniat menunaikan kefarduan wudu’, menghilangkan hadas bagi orang yang selalu hadas, niat thaharah dari hadas atau thaharah untuk menunaikan semacam ibadah shalat.
2.   Membasuh kulit muka.
Batasan bujur muka yaitu antara tempat-tempat tumbuh rambut kepala yang wajar sampai bawah pertemuan dua rahang. Sedangkan batas lintang muka sendiri yaitu antara dua telinga.
3.   Membasuh dua tangan.
Yaitu dari telapak tangan sampai siku.
4.   Mengusap sebagian kepala.
5.   Membasuh kedua kaki.
6.   Tertib.
Yaitu sebagaimana yang disebuykan di atas, yaitu mendahulukan basuhan muka, kedua tangan, kepala, lalu kedua kaki.
Tayamum yaitu mengusap wajah dan kedua tangan dengan debu yang suci atas bagian yang ditentukan sebagai pengganti dari wudu’.
rukun-rukun tayamum yaitu :
1. Berniat memperoleh kewenangan shalat fardu, secara bersamaan memindahkan debu ke muka.mengusap wajah.
2. Mengusap wajah dengan debu.
3. Mengusap kedua tangan.
4. Tertib.
Mandi merupakan bagian dari pada thaharah.
Diantara sebab-sebab diwajibkannya mandi yaitu :  haidh, nifas, wiladah (melahirkan), meninggal dunia, bersetebuh dengan catatan sampai bertemunya dua khitan, dan junub.
Sedangkan rukun-rukunnya mandi yaitu :
1. Niat
2. Menyampaikan air keseluruh bagian tubuh.


B.     Saran
Setelah penulis mencoba sedikit menguraikan hal-hal yang berkaitan dengan thaharah maka dengan itu penulis sangat berharap dengan adanya makalah ini para pembaca yang budiman selalu diberikan hidayah oleh Allah SWT. Karena pada dasarnya hidayah tidak akan pernah diberikan oleh Allah SWT. Kepada hambnya jika hambanya tidak mau memiliki sifat kesadaran. Melalui kesadaran itulah seseorang akan diberikan hidayah oleh Allah SWT.
Semoga para pembaca juga sadar akan pentingnya thaharah. Sehingga jika umat islam sudah sadar akan pentingnya thaharah sudah barang tentu mereka semua akan hidup sehat. Serta tidak asal-asalan dalam thaharah. Karena jika penulis lihat di zaman ini masih banyak orang yang berwudu’ namun masih belum benar cara mereka mengerjakannya. Masih ada yang berwudu’ seperti capung mandi. Dalam artian dalam berwudu’ mereka asal bagian anggota wudu’nya terkena air saja tanpa memperhatikan apakah wudu’nya sudah sah atau belum menurut kaca mata islam.




DAFTAR PUSTAKA
Rifa’I, Moh, Terjemah Khulashah Kifayatul Awam, Semarang : CV. Toha putra, 1978
Umar Abdul jabbar, Mabaadiul Fiqh Juz Tsalits (3), Surabaya : Sumber Ilmu
Umar Abdul jabbar, Mabaadiul Fiqh Juz Rabi’ (4), Surabaya : Sumber Ilmu
Sayyid Abdurrahman, Duruusul Fiqh : Salim Ibn Nabhan
Salim bin Sumair al-hadhrami, Kaasyifatus Sajaa, Surabaya : Nurul Huda
Muhammad bin Qosim Al-Ghazi, Fathul Qorib, Surabaya : Nurul Huda
Zainuddin bin Abdul Aziz al Malibari, Fathul Mu’iin, Surabaya : Nurul Huda