MAKALAH
FILSAFAT DAKWAH
“HIDAYAH”
DOSEN
PENGAMPU : MUH. GITO SAROSO, M. Ag
OLEH :
KRLOMPOK IV
Jumaidi (1133110012)
Iis Marnia (1133110032)
SEMESTER: III
FAKULTAS
USHULUDDIN, ADAB DAN DAKWAH
JURUSAN
KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM (KPI)
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PONTIANAK
JL.
JEND. SOEPRAPTO NO. 19
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua sebagai
insan yang senantiasa ingin menyempurnakan budi pekerti dalam mencapai derajat
yang tinggi di sisi-Nya, karena dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
Penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Hidayah”, untuk memenuhi kebutuhan
mata kuliah Filsafat Dakwah.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada al
Mukarram Muh. Gito Saroso,
M. Ag selaku dosen pembimbing mata kuliah Filsafat Dakwah, yang sangat
membantu dan memberikan bimbingan, sehingga makalah ini tersusun.
Kami menyadari
makalah ini masih banyak kekurangan dan perlu penyempurnaan lagi. Untuk itu,
kami sangat mengharapkan bantuan kritik dan saran dari semua pihak untuk
penyempurnaan makalah ini.
Pontianak, 23 Oktober 2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam
kehidupan inji tidak sedikitpun manusia yang kan terlepaskan dari satu bentuk
kata hidayah dan dhalalah. Hidayah yang artinya adalah petunjuk sedangkan
dhlalah sendiri adalah kesesatan atau penyesatan. Hidayah sudah sering
terdeengar oleh semua kalangan umat islam. Tidak terkecuali remaja masa kini. Disamping
itu masih banyak dari kalangan umat islam yang belum memahami secara pasti
hidayah itu sendiri dan bagaimana cara memperolehnya.
Hingga
sering kali kita mendengar teman ataupun kerabat kita yang sedang larut dalam
kemaksiatan, dan ditanya oleh saudaranya mengapa tidak bertaubat, mengapa
perilakumu masih seperti ini. Jawaban yang mereka lontarkan sangatlah mudah
“masih belum mendapat hidayah”. Jawabanini seolah-olah mengatakan bahwa hidayah
itu hak milik Tuhan yang diperuntukkan kepada siapapun hambanya, baik hamba itu
ahli ibadah, maupun ahli maksiat. Mereka beranggapan yang memberi mereka
petunjuk itu adalah Allah, tanpa harus ia merubah sikapnya.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa
pengertian hidayah ?
2.
Sebutkan
macam-macam hidayah ?
3.
Karakteristik
orang yang akan mendapatkan hidayah ?
C. Tujuan
1.
Untuk
memahami makna hidayah sebenarnya seperti apa
2.
Untuk
memahami macam-macam hidayah
3.
Untuk
memahami siapa saja yang bisa mendapatkan hidayah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hidayah
Pada
dasarnya kata hidayah ini merupakan bahasa arab yang terambil dari kata hada-yahdi-hadyan, hudan, hidyatan, atau hidayatan. Karena lafadz
hidayatan diwaqof-kan maka dibaca
hidayah. Yang artinya petunjuk. Namun secara istilah pengertian hidayah yaitu penjelasan
dan petunjuk jalan yang akan menyampaikan kepada tujuan sehingga meraih
kemenangan di sisi Allah. Dalam hal ini Allah pernah berfirman di dalam sebuah
ayat suci al-Qur’an-Nya yang artinya : “Mereka itulah yang tetap mendapat
petunjuk dari Tuhan Pencipta mereka, dan (sebab itu) merekalah orang-orang yang
sukses.” (Q.S. Al-Baqarah : 5).
Hidayah itu
ialah petunjuk yang dikurniakan Allah kepada manusia untuk mencapai
kesejahteraan serta kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Islam menganjurkan
umatnya supaya sentiasa memohon hidayah petunjuk daripada Allah ke arah jalan
yang benar. Lebih-lebih lagi perjalanan hidup berliku yang ditempuhi setiap
insan menuntut ketabahan, kesabaran dan pertolongan Ilahi supaya dia berjaya
dalam hidup. Oleh itu, Islam mensyariatkan amalan berdoa dan memohon petunjuk
daripada Allah.
Hidayah
petunjuk yang dianugerahkan Allah sebenarnya tidak boleh diukur berdasarkan
keadaan lahiriah semata-mata. Sebaliknya, ia bergantung kepada keimanan dan
ketakwaan yang bertapak kukuh dalam jiwa. Dalam arti kata lain, Allah
mengurniakan hidayah kepada hamba yang beriman dan bertakwa. Hidayah Allah
tidak ada kaitan dengan hubungan pertalian darah atau kekeluargaan. Seseorang
yang taat dan hidup bahagia dengan hidayah Allah, tidak semestinya anaknya juga
begitu. Contohnya, Nabi Nuh dan anaknya serta Nabi Muhammad SAW dengan bapa
saudaranya, Abu Lahab.
Ada juga orang
fasik yang sentiasa bergelumang dosa tetapi anaknya seorang yang salih dan
patuh ajaran Islam. Ini berlaku kepada Nabi Ibrahim dengan ayahnya, pengukir
patung berhala. Oleh sebab itu, kita tidak boleh menyangka orang yang selalu
melakukan kejahatan tidak akan mendapat hidayah Allah kerana hanya Allah yang
berkuasa memberi hidayah kepada sesiapa dikehendaki-Nya. Nabi dan rasul,
tugasnya menyampaikan kerana tidak ada siapa yang dapat memberi petunjuk
melainkan Allah.
Firman Allah
yang bermaksud: “Tidaklah kamu diwajibkan (wahai Muhammad) menjadikan mereka
(yang kafir) mendapat petunjuk, (kerana kewajibanmu hanya menyampaikan
petunjuk) akan tetapi Allah juga yang memberi petunjuk (dengan memberi taufik)
kepada sesiapa yang dikehendaki-Nya (menurut undang-undang peraturan-Nya). Dan
apa juga harta halal yang kamu belanjakan (pada jalan Allah) maka (faedahnya
dan pahalanya) adalah untuk diri kamu sendiri. Dan kamu pula tidaklah
mendermakan sesuatu melainkan kerana menuntut keredaan Allah. Dan apa juga yang
kamu dermakan dari harta yang halal akan disempurnakan (balasan pahalanya)
kepada kamu, dan (balasan baik) kamu (itu pula) tidak dikurangkan.” (Surah
al-Baqarah, ayat 272).
Hidayah dalam
arti bahasa arab memiliki dua arti, diantaranya adalah: pertama hidayah yang
berupa petunjuk. Yang dimaksud hidayah dengan makna ini adalah, bahwa manusia
diberi petunjuk dan pengetahuan tentang jalan yang benar. Hal tersebut Allah
wujudkan dengan menurunkan kitab-kitab-Nya serta para rasul-Nya untuk menjelaskan
ajaran Allah Ta’ala. Maka dalam kontek ini, hidayah Allah telah diturunkan pada
semua hamba-Nya baik yang beriman maupun yang kafir. Sebagaimana firman Allah:
شَهْرُ
رَمَضَانَ الَّذِيَ أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ
الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan
yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia
dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak
dan yang bathil)”. (QS. Al-Baqarah: 185) Firman Allah juga:
وَأَمَّا
ثَمُودُ فَهَدَيْنَاهُمْ فَاسْتَحَبُّوا الْعَمَى عَلَى الْهُدَى
“Dan adapun kaum Tsamud, maka mereka telah Kami beri petunjuk
tetapi mereka lebih menyukai buta (kesesatan) daripada petunjuk”.(al-Fusilat:
17)
Dari sisi ini
pula, hidayah selain dari Allah dapat juga berasal dari para Rasul dan para
pengikutnya, dari al-Qur’an atau segala apa saja yang dapat menunjukkan
seseorang kepada jalan Allah ta’ala. Allah ta’ala berfirman:
وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan
yang lurus”.(asy-syura: 52)
Rasulullah SAW bersabda:
لَأَنْ يَهْدِيَ اللَّهُ بِكَ رَجُلًا وَاحِدًا خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ
يَكُونَ لَكَ حُمْرُ النَّعَمِ
“sungguh petunjuk Allah yang diberikan kepada seseorang (hingga Ia
masuk Islam) melalui perantaraanmu, adalah lebih baik bagimu daripada kamu
memperoleh nikmat yang melimpah ruah dari unta merah.”
Al-Qur’an juga dapat menjadi hidayah, sebagaimana firman Allah:
وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَاناً لِّكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى
وَرَحْمَةً وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ
“Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur’an) untuk menjelaskan
segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang
yang berserah diri”. (an-Nahl: 89).
Yang kedua
adalah taufiq, yang dimaksud taufiq di sini adalah ditutupnya jalan menuju
keburukan dan dimudahkannya jalan kebaikan oleh Allah Ta’ala kepada seorang
hamba. Artinya seorang tersebut diberikan ilham oleh Allah Ta’ala sesuai
kehendak Allah dalam syare’at-Nya; baik dalam keimanan maupun dalam amal
perbuatan. Hidayah dengan makna seperti ini, mutlak hanya milik Allah dan hanya
Dia berikan kepada orang yang Dia kehendaki. Tidak seorangpun dari makhlukNya
yang memiliki hak ini, bahkan sekalipun Rasulullah SAW.
Allah berfirman:
لَّيْسَ عَلَيْكَ هُدَاهُمْ وَلَـكِنَّ اللّهَ يَهْدِي مَن يَشَاءُ
“Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan
tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufiq) siapa yang
dikehendaki-Nya. (al-Baqarah: 272).
B. Macam-Macam Hidayah
1.
Hidâyah
al-ilham al-Fithri
Hidâyah
yang diberikan Allâh sejak manusia baru lahir, sehingga butuh dan bisa makan
dan minum. Seorang bayi suka menangis jika lapar atau dahaga, padahal tidak ada
yang mengajarinya. Tanpa melalui proses pendidikan, bayi juga bisa tertawa
tatkala bahagia. Hidâyah ini diberikan oleh Allâh tanpa usaha dan tanpa
permintaan manusia.
2.
Hidâyah al-Hawas
Hidâyah ini diberikan Allâh kepada manusia dan
hewan. Bedanya kalau kepada hewan diberikannya secara sekaligus, dan sempurna
sejak dilahirkan induknya. Sedangkan pada manusia hidâyah al-hawas diberikan
secara berangsur. Dengan hidayah ini, manusia bisa membedakan rasa asin, pahit,
manis, enak, lada, bau, harum, kasar atau pun halus, tanpa melalui peroses
pembelajaran. Pembelajaran dalam hal ini berfungsi untuk memfungsikan Hidâyah
al-Hawas secara optimal. ini dikenal juga dengan Panca-Indra yang terdiri atas:
lidah sebagai alat rasa; mata sebagai alat melihat; telinga sebagai alat
mendengar; hidung sebagai alat hirup yang mengetahui bau atau harum; dan kulit
bisa merasa panas, dingin atau keras dan lunak . Itu semua termasuk hidâyah
al-hawas.
3.
Hidâyah al-’Aqli
Seorang
manusia, bisa membedakan mana yang benar mana yang salah, mana yang baik dan
mana yang buruk, karena ia diberi hidâyah al-’aqli . Jadi fungsi hidayatul-Aqli
adalah untuk meluruskan pandangan hidâyah al-ilham dan hidâyah al-hawas yang
kadang-kadang salah tanggapannya.
4.
Hidâyah
al-Din atau hidâyah diniyah atau hidâyah syar’iyah
Ialah petunjuk Allâh berupa ajaran dan
hukum-hukum yang meluruskan kekeliruan yang muncul akibat aqal yang dipengaruhi
nafsu. Untuk meluruskan pendapat akal itu, maka Allâh memberi manusia Hidâyah
al-Din pedoman hidup yang berfungsi membimbing manusia ke jalan yangbenar. Allâh
berfirman : وَ
هَــدَ يْنَــاهُ النَّجْــدَ يْنِ
“Dan telah Kami beri petunjuk dua jalan hidup” (Qs. QS Al Balad
(90):10)
Ibnu
Mas’ud mengatakan bahwa menurut ayat ini, Allâh memberikan jalan hidup itu
terdiri atas baik dan yang buruk. Manusia dengan aqalnya dipersilakan memilih
mana yang baik dan mana yang buruk. Hidâyah al-din membimbing manusia untuk
mengambil jalan yanglurus. Namun hidayah ini tidak bisa diperoleh manusia tanpa
melalui peroses pembelajaran. Hanya orang yang mempelajari syari'ah, yang
meraih hidâyah al-Din.
إِنَّ
هَذَا الْقُرْءَانَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَ يُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ
الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا
“Sesungguhnya
Al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada jalan yang lurus dan memberi kabar
gembira kepada orang-orang yang beriman yang beramal shalih, sesungguhnya bagi
mereka itu pahala yang maha besar”. (QS. AlIsra (17): 9) Sesungguhnya Allâh
telah memberikan penjelasan sejelas-jelasnya, bahwa Al-Qur’an itu
memberipetujuk ke jalan yang lurus, baik dan mencapai bahagia paripurna.
5.
Hidayat
al- Taufiq
Allâh
memberikan hidâyah yang tersebutdi atas , Hidayatul Ilham, Hidayatul-hawas dan
Hidayat al-Din Wasyara’i , kepada menusia berlaku umum. Setiapmanusia menerima
hidâyah ilham, hidâyah hawas, hidâyah aqal . Kemudian hidâyah diniyah , bisa
diperoleh melalui pembelajaran. Namuntidak setiap manusia mendapat hidâyah
al-taufîq , walau belajar atau diajari. Tidak sedikit manusiamasih senang
memilih jalan yang bertentangan dengan aturan Allâh , walau sudah memiliki
hidâyah al-Din melalui juru da'wah.وَ
أَمَّا ثَمُودُ فَهَدَ يْنَاهُمْ فَاسْتَحَبُّوا الْعَمَى عَلَى الْهُدَى
فَأَخَذَتْهُمْ صَاعِقَةُ الْعَذَ ابِ الْهُونِ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ Pada
kaum Tsamud telah Kami beri petunjuk, namun mereka mengambil jalan buta
kesesatan dan meninggalkan petunjuk itu. Maka mereka disambar petir sebagai
siksa yang menghina kan, akibat dari perbuatan mereka (Qs. Fushilat ( 41 ) :
17) Dengan demikian orang yang menemukan hidâyah al-Din, tidak dijamin
berakhlaq benar. Tidak sedikit, orang yang faham tentang hukum agama, tapi
akhlaqnya buruk.
C. Karakteristik Orang-Orang Yang Akan Mendapatkan
Hidayah Allah
1.
Orang Muslim yang menyerahkan diri kepada Allah: (QS. Ali imran:
20)
فَإنْ حَآجُّوكَ فَقُلْ أَسْلَمْتُ وَجْهِيَ لِلّهِ وَمَنِ اتَّبَعَنِ
وَقُل لِّلَّذِينَ أُوْتُواْ الْكِتَابَ وَالأُمِّيِّينَ أَأَسْلَمْتُمْ فَإِنْ
أَسْلَمُواْ فَقَدِ اهْتَدَواْ وَّإِن تَوَلَّوْاْ فَإِنَّمَا عَلَيْكَ الْبَلاَغُ
وَاللّهُ بَصِيرٌ بِالْعِبَادِ
“Kemudian jika mereka
mendebat kamu (tentang kebenaran Islam), Maka Katakanlah: “Aku menyerahkan
diriku kepada Allah dan (demikian pula) orang-orang yang mengikutiku”. dan
Katakanlah kepada orang-orang yang Telah diberi Al Kitab dan kepada orang-orang
yang ummi : “Apakah kamu (mau) masuk Islam”. jika mereka masuk islam,
Sesungguhnya mereka Telah mendapat petunjuk, dan jika mereka berpaling, Maka
kewajiban kamu hanyalah menyampaikan (ayat-ayat Allah). dan Allah Maha melihat
akan hamba-hamba-Nya. (QS. Ali imran: 20).
2.
Orang yang beriman dan beramal shaleh: (QS. Yunus: 9) dan (QS.
Al-Baqarah: 137)
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُواْ وَعَمِلُواْ الصَّالِحَاتِ يَهْدِيهِمْ
رَبُّهُمْ بِإِيمَانِهِمْ تَجْرِي مِن تَحْتِهِمُ الأَنْهَارُ فِي جَنَّاتِ
النَّعِيمِ “Sesungguhnya
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, mereka diberi
petunjuk oleh Tuhan mereka karena keimanannya , di bawah mereka mengalir
sungai-sungai di dalam syurga yang penuh keni’matan.” (QS. Yunus: 9). Firman
Allah juga:
فَإِنْ آمَنُواْ بِمِثْلِ مَا آمَنتُم بِهِ فَقَدِ اهْتَدَواْ وَّإِن
تَوَلَّوْاْ فَإِنَّمَا هُمْ فِي شِقَاقٍ فَسَيَكْفِيكَهُمُ اللّهُ وَهُوَ
السَّمِيعُ الْعَلِيمُ “Maka
jika mereka beriman kepada apa yang kamu telah beriman kepadanya, sungguh
mereka telah mendapat petunjuk; dan jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka
berada dalam permusuhan (dengan kamu). Maka Allah akan memelihara kamu dari
mereka. Dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Baqarah:
137).
3.
Orang yang berjihad di jalan Allah: (QS. Al-angkabut: 69)
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ
اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami,
benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan
sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. (QS.
Al-angkabut: 69).
4.
Orang yang beriman dan taat mengikuti Rasulullah: (QS. An-Nuur: 54)
قُلْ
أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ فَإِن تَوَلَّوا فَإِنَّمَا عَلَيْهِ
مَا حُمِّلَ وَعَلَيْكُم مَّا حُمِّلْتُمْ وَإِن تُطِيعُوهُ تَهْتَدُوا
وَمَا عَلَى الرَّسُولِ إِلَّا
الْبَلَاغُ الْمُبِينُ
“Katakanlah: “Ta’at kepada Allah dan ta’atlah kepada rasul. dan
jika kamu berpaling maka sesungguhnya kewajiban rasul itu adalah apa yang
dibebankan kepadanya, dan kewajiban kamu sekalian adalah semata-mata apa yang
dibebankan kepadamu. Dan jika kamu ta’at kepadanya, niscaya kamu mendapat
petunjuk. Dan tidak lain kewajiban rasul itu melainkan menyampaikan (amanat
Allah) dengan terang”.(QS. An-Nuur: 54)
5.
Orang yang takut kepada Allah: (QS. Al-Baqarah: 150)
وَمِنْ
حَيْثُ خَرَجْتَ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَحَيْثُ مَا
كُنتُمْ فَوَلُّواْ وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ لِئَلاَّ يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَيْكُمْ
حُجَّةٌ إِلاَّ الَّذِينَ ظَلَمُواْ مِنْهُمْ فَلاَ تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِي
وَلأُتِمَّ نِعْمَتِي عَلَيْكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
Dan dari mana saja kamu (keluar), maka palingkanlah wajahmu ke arah
Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu (sekalian) berada, maka palingkanlah
wajahmu ke arahnya, agar tidak ada hujjah bagi manusia atas kamu, kecuali
orang-orang yang zalim diantara mereka. Maka janganlah kamu takut kepada mereka
dan takutlah kepada-Ku (saja). Dan agar Ku-sempurnakan ni’mat-Ku atasmu, dan
supaya kamu mendapat petunjuk.
6.
Orang yang tidak mengikuti hawa nafsu mereka: (QS. Al-Qoshas: 50)
فَإِن لَّمْ يَسْتَجِيبُوا لَكَ فَاعْلَمْ أَنَّمَا يَتَّبِعُونَ
أَهْوَاءهُمْ وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنِ اتَّبَعَ هَوَاهُ بِغَيْرِ هُدًى مِّنَ
اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
Maka jika mereka tidak menjawab (tantanganmu) ketahuilah bahwa
sesungguhnya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka (belaka). Dan siapakah
yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak
mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun. Sesungguhnya Allah tidak memberi
petunjuk kepada orang-orang yang zalim.
7.
Orang yang bersabar: (QS. Al-Baqarah: 177)
لَّيْسَ الْبِرَّ أَن تُوَلُّواْ وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ
وَالْمَغْرِبِ وَلَـكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ
وَالْمَلآئِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآتَى الْمَالَ عَلَى حُبِّهِ
ذَوِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ
وَالسَّآئِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ
وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُواْ وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاء
والضَّرَّاء وَحِينَ الْبَأْسِ أُولَـئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا وَأُولَـئِكَ هُمُ
الْمُتَّقُونَ
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu
kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah,
hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta
yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir
(yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan
(memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan
orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang
sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah
orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.
(QS. Al-Baqarah: 177).
8.
Orang yang bertakwa kepada
Allah: (al-Baqarah: 1-2)
الم ذَلِكَ
الْكِتَابُ لاَ رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ
“Alif laam miin. Kitab (Al Quraan) ini tidak ada keraguan padanya;
petunjuk bagi mereka yang bertaqwa”.(al-Baqarah: 1-2).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada dasarnya kata hidayah ini
merupakan bahasa arab yang terambil dari kata hada-yahdi-hadyan, hudan, hidyatan, atau hidayatan. Karena lafadz hidayatan diwaqof-kan maka dibaca hidayah. Yang artinya petunjuk. Namun
secara istilah pengertian hidayah yaitu penjelasan dan petunjuk jalan yang akan
menyampaikan kepada tujuan sehingga meraih kemenangan di sisi Allah. Dalam
hidayah ini juga terdapat macam-macamnya. Diantara macam-macam hidayah yaitu : 1. Hidâ-yah al-ilham al-Fithri yaitu
hidâyah yang diberikan Allâh sejak manu-sia baru lahir, sehingga butuh dan bisa
makan dan minum. Seorang bayi suka menangis jika lapar atau dahaga, padahal
tidak ada yang mengajarinya. 2. Hidâyah al-Hawas, hidâyah ini diberikan Allâh kepada manusia
dan hewan. Bedanya kalau kepada hewan diberikannya secara sekaligus, dan
sempurna sejak dilahirkan induknya. 3. Hidâyah al-’Aqli, Seorang manusia, bisa
membedakan mana yang benar mana yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk,
karena ia diberi hidâyah al-’aqli. 4. Hidâyah al-Din atau hidâyah diniyah atau
hidâyah syar’iyah, ialah petunjuk Allâh
berupa ajaran dan hukum-hukum yang meluruskan kekeliruan yang muncul akibat
aqal yang dipengaruhi nafsu.
Dalam hidayah ini juga terdapat
karakteristik orang-orang yang bisa mendapatkan hidayah itu sendiri.
Diantaranya yaitu : Orang Muslim
yang menyerahkan diri kepada Allah, Orang yang beriman dan beramal shaleh, Orang
yang berjihad di jalan Allah, Orang yang beriman dan taat mengikuti Rasulullah,
Orang yang takut kepada Allah, Orang yang tidak mengikuti hawa nafsu mereka, Orang
yang bersabar, Orang yang bertakwa kepada Allah.
B. Saran
Melalui
makalah yang sederhana ini pemakalah berharap para pembaca bisa memahami secara
pasti akan pengertian hidayah dan pengertian dari dhalalah itu sendiri. Agar
dimasa yang akan datang tidak ada lagi pemahaman yang salah dalam mengartikan
hidayah. Hingga karena pemahaman yang salah itu banyak dikalangan umat yang
menunggu datangnya hidayah tanpa berusa mengubah perilakunya sendiri terlebih
dahulu. Mungkin dalam penulisan makalah ini banyak ditemukan kekurangan ataupun
ada pembahasan yang kurang mengena, dari itu penulis berharap kritik dan saran
dari pembaca khususnya dosen pengampu dalam mata kuliah filsafat dakwah ini. Agar
kedepannya penulis dapat membuat suatu makalah yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Terima kasih atas atrikel ini sangat membantu bagi orang yang belum paham, teruslah sebar kebaiakan dan jangan lupa share and kunjungi juga website mp3 kami di http://cahayamp3s.wapque.com
BalasHapusSemoga sukses selalu.. Aammiinn